Pertama kali gw liat #MoccaLastShow dikumandangkan di Twitter, gw langsung terbelalak dan mencelos. “Seriusan?” dan “Kenapaaaaaaa?” adalah dua hal pertama yang ada di pikiran gw. Setelah beberapa twit kemudian dari @moccaofficial, baru gw tau kalo mereka akan tetap berkarya tapi akan vakum tampil untuk waktu yang tidak dapat ditentukan.
Bicara tentang Mocca, gak bisa enggak, gw pasti terbawa ke beberapa tahun yang lalu. Jaman gw masih kuliah. Album pertamanya, My Diary, sungguh membantu gw melewati harihari kusut yang isinya campuran benangbenang hepi dan ribet dan *uhuk* galaugemilau… 😛
Sejak album pertama itu, Mocca menempati tempat khusus di hati gw Gw menganggap diri gw bertumbuh diiringi lagulagunya. Dia adalah tipe band yang walopun gw belom denger lagu barunya, tapi kalo dia ngeluarin album baru, akan gw beli dan gw dengerin satusatu. Dan bahkan lagunya yang You, gw persembahkan ke suami gw, Hanya Satu  dinyanyikan saat sungkeman ke para orangtua di hari pernikahan gw, Listen To Me dan Lucky Me gw persembahkan pada anak gw.
Menurut gw, itu sudah cukup menjadi alasan mengapa gw HARUS datang ke konser terakhirnya. Continue reading “.#MoccaLastShow.” →