Salah satu topik paling hangat sekaligus paling bikin panas dingin belakangan ini adalah masalah cari sekolah. Sungguh, waktu berjalan terlalu cepat. Nggak nyangka kalo tahun depan udah bakalan punya anak masuk SD (“Ah, masa sih, mbak? Keliatannya masih kaya single?” #eaaa #kejukalisingle ). 😛
Dengan kenyataan tersebut, maka saat ini nih lagi getol-getolnya, sibuk-sibuknya dan pusing-pusingnya cari informasi tentang SD-SD incaran. Dan tentu saja makin lama makin galau.
Lagi dalam kondisi kaya gini, tiba-tiba kok dapet kesempatan untuk tau informasi lebih banyak tentang Sampoerna Academy serta sistem pembelajaran di dalamnya.
Jadi, beberapa waktu yang lalu, Sampoerna Academy sempet ngadain acara yang namanya “Creative Thinking for a Creative Child”. Di acara itu, hadir juga Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Retno Dewanti Purba,S.Psi, psikolog anak dan Yannik Herawati, Kepala Sekolah Sampoerna Academy.
Di kesempatan ini, pak Triawan menjelaskan bahwa untuk dapat bersaing secara global, Indonesia butuh generasi yang nggak hanya pintar tapi juga inovatif dan mampu berpikir kreatif untuk menyelesaikan masalah.
Sebenernya, sebelum gue mendengar penjelasan itu, gue juga udah menyadari bahwa sistem pembelajaran anak sekarang dan pada saat jaman gue itu udah jauh berbeda. Kalo jaman dulu ada kesan untuk lebih mengedepankan nilai dan peringkat, sekarang, dengan segala perkembangan jaman dan literatur, semestinya pendidikan akan lebih bermakna apabila menomorsatukan pemahaman konsep. Kenapa gitu? Ya karena saat seseorang paham betul akan apa yang dia hadapi, kalau dia menghadapi masalah, pastinya dia akan memikirkan segala cara untuk menyelesaikan masalah itu. Ibaratnya, kalau plan A gak berhasil, dia kudu kreatif memikirkan rencana apa yang bakal dilakukan selanjutnya. Buat anak-anak kita, para penerima sistem pendidikan abad 21, persaingannya bakalan global lho.. Kalau saingannya paham sesuatu sampe mendalam, sementara anak kita cuma paham teori dan nggak kreatif, gimana dia bisa bertahan?
Nah, masalahnya, menurut ibu Retno, saat ini tuh kata “kreatif” masih terlalu sering dipahami sebagai sesuatu yang berhubungan dengan karya seni. Padahal jika dilihat secara luas, kreatifitas itu bisa juga berhubungan dengan sains, matematika, bahkan juga kecerdasan sosial atau emosional, lho. Kreatifitas anak juga ternyata enggak hanya terbatas dengan imajinasi saja, tetap perlu proses disiplin supaya selalu ingin menggali informasi lebih dalam lagi.
Makanya kita sebagai orangtua juga nggak bisa lepas tangan, malahan wajib meluangkan waktu bareng anak demi mendampingi perkembangan anak dan mendorong proses kreatifitasnya itu. Bayangan gue, kita sebagai orangtua juga perlu menjalankan fungsi “pendidik”. Selain supaya keingintahuannya bisa diarahkan ke hal positif, juga supaya kita peka mengenai minat dan bakat anak kita sendiri sehingga kita bisa yakin menentukan sistem pendidikan berkualitas yang mereka butuhkan.
Salah satu sistem edukasi modern yang sudah lama jadi sistem pendidikan di Amerika berbasis STEAM (science, Technology, Art, and Math). Nah, sistem pendidikan sekolah STEAM ini yang diterapkan oleh Sampoerna Academy. Dalam penjelasannya, Mbak Yannik menyampaikan bahwa pendekatan edukasi dan aktivitas di bidang Sains, Teknologi, Seni dan Matematika digunakan oleh sekolah ini, di seluruh jenjang dari TK hingga SMA, untuk memacu pemikiran kritis dan kemampuan dalam memecahkan masalah. Yang menarik buat gue adalah cara mereka mengembangkan kreatifitas bener-bener beragam, baik melalui permainan, diskusi, eksperimen, proyek-proyek sekolah, pameran seni, hingga sesi bercerita. Kebayang sih, dengan variasi seperti itu, mungkin anak-anak akan lebih semangat belajar.
Sistem pendidikan dan sekolah modern seringkali membukakan wawasan dan jadi pembelajaran buat orangtuanya juga. Pada akhirnya, semua orangtua cuma ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya. Maka dari itu, sebagai ibu dari calon anak SD, tentunya gue selalu berharap semoga berjodoh dengan sekolah berkualitas yang mendukung perkembangan anak-anak gue supaya potensi mereka bisa tumbuh maksimal. Amiiiinnn!