Ketemu teman-teman lama sekaligus kenalan dengan orang-orang baru sambil belajar hal baru dan bermain-main itu menyenangkan. Thus, blogger brunch is always fun!
Bertempat di Nutrihub, sekitar dua minggu yang lalu, gue dapat kesempatan ngumpul lagi sama temen-temen blogger lainnya di acara Tropicana Slim. Kali ini, temanya adalah Creating Healthy Fun Food.
Ngomongin gue dan makanan, tentu aja udah kaya satu paket dong, yaa.. Makanya enggak heran ketika ada acara kaya gini, aku pun semangat. Hihihi..
Satu hal yang gue senang dari acara-acara semacam ini adalah kita seringkali mendapat insight yang lumayan penting. Atau, hal-hal yang sebenernya kita udah tau, tapi acuhkan, dan ternyata diingatkan lagi bahwa hal itu sebaiknya dilakukan. Seperti apa maksudnya?
Seperti makan di rumah. 😊
Gini, kita semua tau kalau makanan rumah itu udah pasti paling sehat. Iya kan? Tapi, siapa sih, yang tahan buat nggak makan di luar rumah? Buat nyobain restoran baru? Atau hanya sekedar iseng-iseng pengen aja? Ha? Ha? Ha? Siapa coba? Sayaaa! 😀
Nah, ternyata bukan cuma gue aja yang gitu. Menurut mas Fendy Susanto, Nutrition Manager dari Tropicana Slim, faktanya sekitar 44% orang Indonesia makan di restoran kira-kira 1-3 kali seminggu. Wow. Banyak juga ya.. Padahal, makan di luar rumah itu ternyata bisa meningkatkan konsumsi gula, garam dan lemak (GGL) sampai melampaui batas asupan harian, lho…
Itulah sebabnya kenapa masak dan makan di rumah sangat dianjurkan. Soalnya, dengan memasak dan menyiapkan makanan sendiri, diharapkan kita bisa menentukan asupan gizi dan nutrisi terbaik buat keluarga. Ya, bener juga sih, karena kan kita jadi tau pasti bahan-bahan apa saja yang ada di masakan kita. Makanya kita bisa yakin kalau makanan rumah adalah makanan yang (lebih) sehat.
Bicara tentang term “makanan sehat”, sejujurnya kadang gue merasa frase itu agak mengintimidasi deh. Terutama di masa ketika semua orang seperti berlomba-lomba menerapkan pola hidup sehat seperti ini. Kenapa mengintimidasi? Karenaaaaa.. ketika disebut “makanan sehat”, kesannya tuh hambar dan enggak enak. Akhirnya, makannya nggak hepi. Padahal, apalah arti makan kalau nggak hepi? 😀
Tapi, ternyata makanan sehat gak selalu harus menyiksa, kok. Ini buktinya.
Liat enggak, betapa si kecap manis udah tinggal setengah? Hahaha. Karena ternyata, walaupun bebas gula dan rendah garam, tapi emang beneran enak dan ada rasanya. Kecap asinnya yang rendah garam pun sama juga. Jadi, ya nggak ada salahnya kan, untuk dipakai menggantikan kecap biasa?
Si corn oil, alias minyak jagung rendah lemak jenuh itu, selain bisa dipakai buat masak, juga gurih untuk dijadiin salad dressing.
Ada juga beras merah yang lebih rendah Indeks Glisemik dan lebih tinggi serat. Jujur aja, gue enggak pernah doyan makan nasi merah. Kayanya selalu pera’ dan bikin gak selera. Makanya, ketika pas acara makan siang disajiin ini dan rasanya melebihi ekspektasi (dan lima belas menit kemudian abis), baru deh nyadar bahwa makanan sehat pun bisa jadi enak asal tau cara mengolahnya. 😛
Oh, kalo ngomongin bahan makanan sehat dari Tropicana Slim, gak bisa enggak, harus ngomongin satu makanan lagi yang menurut gue jenius dan kesukaan.

Sebagai pecinta mie instan, buat gue ini solusi banget. Kenapa Tropicana Slim berani bilang mie instan lebih sehat dari biasanya? Ternyata karena proses produksinya dipanggang, bukan digoreng. Jadi lebih rendah lemak daan kalorinya lebih terkontrol buat orang-orang hobi diet kaya akyuuu… Ya, tentu saja jangan pake keju, kornet dan telor yang lebay, yaaa..
(Duh, jadi laper) 😦
Eniweeeey.. balik ke menyiapkan makanan rumah. Kadang kan kita bosen tuh ya, makanan itu-itu aja dan kaya enggak menarik amat. Akhirnya males makan.
Nah, untuk mengatasi hal kaya gini ternyata ada namanya the art of plating. Ini kalau diartikan kurang lebih seperti menghias makanan gitu dengan tujuan membuatnya lebih menarik, mengontrol nutrisi dan meningkatkan nafsu makan.
Dibawakan dengan sangat menarik sama mbak Vania Samperuru, kita jadi tau gimana hal-hal yang terlihat cantik di piring itu bisa dilakukan dengan sederhana. Bermain dengan saus, misalnya. Siapa sangka cuma menulis dengan saus aja bisa bikin anak lebih tertarik dengan makanan dan bikin lebih semangat makan coba? Hihihi..
Setelah sesi dengan mbak Vania, para ebo-ebo blogger diminta membentuk kelompok untuk mempraktekkan hal-hal yang udah dipelajari mengenai plating. Setiap kelompok diminta membuat kreasi dari bahan-bahan yang sama seperti ini:
Sebagai mamah-mamah amatir, aku jelas khawatir. Apalagi kelompok lain kok kayanya langsung bergerak cepat dan tau apa yang dilakukan. Akhirnya, gue, Anggi dan Nuniek pun memutuskan untuk buat tema bekal anak, yang dinamakan Happy Bunny.

Pas udah dikumpulin, langsung minder sih, sama kelompok yang lain. Secara hampir semua kok porsinya manis ala fine dining, sedangkan kelompok gue, berhubung gue yang nyetak nasinya, gue padetin sampe cetakannya penuh (laper, bu?). 😆
Makanya, pas mau diumumin pemenangnya, udah yakin banget nggak bakalan menanglah.
Ehhhh.. ternyata malah menaaaaang! Alasannya terpilih karena dianggap seimbang asupan gizinya, antara nasi dan lauk-pauknya. Kyaaaaaa~~~ Senaaaang!
All in all, seperti biasa banyak seneng, banyak ketawa di acara ini. Terima kasih, Tropicana Slim, sudah mengundang kami! 🙂
=====
For more info on Tropicana Slim, please visit:
FB Fanpage Tropicana Slim: https://www.facebook.com/TropicanaSlim
Instagram: @tropicanaslim
Website: http://www.tropicanaslim.com